Selamat Datang di Blog Maslan, Semoga Bermanfaat dan Mohon Sarannya


Monday 22 June 2015

JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 Periode 2008-2012)
Maslan

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tanjungpura
Pontianak

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of inflation, exchange rates and interest rates SBI to stock price volatility companies listed on LQ45 period 2008-2012. The data used in this research is secondary data, while the sampling technique used purposive sampling. The sample in this study amounted to 13 companies that made it into the sample and the exact criteria listed in LQ45 index during the study period. The analysis technique used is multiple regression analysis and hypothesis testing using t test partial and coefficient of determination.
From the results of the analysis showed that the three partially independent variables, namely inflation, exchange rates and interest rates SBI and significant positive effect on the stock price volatility with a
significance level a = 5%. Predictive ability or the effect of these three variables to the volatility of the stock price is equal to 83.9% as at the show by the value of R Square of 0.839, while the rest influenced by other factors not included in the research model.

Keywords: Volatility Stock Prices, Inflation, Exchange Rate and Interest Rate Bank Indonesia certificates.

PENDAHULUAN
Pasar modal (capital market) merupakan tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga (Sunariyah, 2003:5). Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Salah satu sekuritas yang di perdagangkan di Pasar Modal ialah Saham dan berbagai produk turunannya. Saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten (Sunariyah, 2003:30). Sebelum melakukan investasi pada saham, biasanya para investor terlebih dahulu melihat dua faktor yaitu faktor tingkat pengembalian saham (return) dan faktor risiko. Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain dan deviden tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan (Mohamad Samsul, 2006:160). Penilaian harga saham dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yang sering digunakan diantaranya adalah pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern. Untuk menganalisis saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
Penilaian harga saham ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar tingkat optimisme investor terhadap perusahaan. Pihak pembeli saham menginginkan kenaikan harga saham setelah pembelian saham dan pihak penjual saham menginginkan penurunan harga saham setelah penjualan saham. Tujuan yang berbeda antara penjual dan pembeli itu tadi melatarbelakangi re-evaluasi yang mengkibatkan fluktuasi harga saham. Fluktuasi atau naik turunnya harga saham dapat dilihat dangan volatilitas. Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu (Firmansyah, 2006 dalam Lydianita Hudiga, 2011).
Tinggi rendahnya volatilitas harga saham ini dapat dipengaruhi oleh faktor makro dan faktor mikro. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, antara lain tingkat bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain-lain yang memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan, termasuk informasi-informasi tentang ekonomi global di negara-negara lain yang berpotensi berdampak pada perekonomian nasional. Faktor  yang  beraneka  ragam  tersebut  tentunya  mengakibatkan harga saham bergerak sangat fluktuatif. Tingginya fluktuasi harga saham yang terjadi pada harga saham indeks LQ45  akan memicu volatilitas harga saham, hal ini tentunya tidak lepas dari pengaruh faktor makro, namun dari beberapa fakor tersebut sulit sekali menyimpulkan faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap volatilitas harga saham.

Perumusan Masalah
1.    Apakah terdapat pengaruh inflasi terhadap volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode tahun 2008-2012?
2.    Apakah terdapat pengaruh nilai tukar terhadap volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode tahun 2008-2012?
3.    Apakah terdapat pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode tahun 2008-2012?

Tujuan Penelitian
1.    Menguji pengaruh Inflasi terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2012
2.    Menguji pengaruh Nilai Tukar terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2012
3.    Menguji pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2-12

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini bila dinilai dari tingkat eksplanasinya ialah penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (Independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2007:13). Sedangkan menurut jenis data maka penelitan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007:13).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah Volatilitas harga saham sebagai variabel Dependen. Sedangkan inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI merupakan variabel Independen yang dianggap sebagai indikator-indikator yang mempengaruhi tingginya volatilitas harga saham pada LQ45 tahun periode 2008 sampai dengan 2012. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008-2012 yang di kutip dari Dunia Investasi.com, serta data kurs Rupiah terhadap $ US, suku bunga (SBI), inflasi yang dipublikasikan periode tahun  2008 sampai dengan tahun 2012 oleh situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59). Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Volatilitas Harga Saham, yaitu pengukuran stasistik untuk fluktuasi harga selama pariode tertentu (Firmansyah dalam Lydianita Hudiga, 2011). Rumus untuk menghitung atau mengetahui volatilitas harga untuk setiap saham ditunjukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Parkinson, 1980 (dalam Lidianyta Hudiga, 2011) sebagai berikut:
  sPV=
Keterangan :
sPV : High-low Volatility Estimator
In : logaritma natural
N  : jumlah observasi
Hi : Intraday High Price
Li : Intraday Low Price
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI yang dijelaskan di bawah ini:
1)   Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga umum untuk naik secara terus menerus pada masa waktu tertentu. Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi yang diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK).
2)   Nilai Tukar
Dalam penelitian ini paneliti menggunakan Kurs Rupiah terhadap US Dollar di Bank Indonesia. Alasan mengapa menggunakan Kurs US Dollar ialah karena banyak transaksi yang menggunakan Kurs US Dollar sebagai alat transaksi dengan negara lain seperti ekspor dan impor, membayar hutang, dan lain sebagainya. Variabel ini diukur dengan menggunakan Kurs tengah Rupiah terhadap US $ di BI.
3)   Tingkat Suku Bunga
Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Suku Bunga Bank Indonesia, yaitu suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) jangka waktu satu bulanan untuk periode tahun 2008 dan 2009, tenor 6 bulan untuk periode tahun 2010 dan tenor 9 bulan untuk periode tahun 2011 dan 2012 yang dikeluarkan dan dipublikasikan oleh BI.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah 45 saham perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45  periode tahun 2008 sampai dengan 2012. Sampel penelitian ini mengambil perusahaan yang listed di dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008-2012. Teknik pengambilan sampel dipilih secara Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:392). Kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penetapan sampel yaitu:
1.    Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang sahamnya masuk dalam Indeks LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2012.
2.    Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan paling aktif yang secara konsisten masuk sebagai anggota Indek LQ45 selama periode 2008-2012, dengan alasan untuk menghindari pengambilan sampel yang berpotensi mengikutsertakan saham yang tidak aktif atau dengan kata lain saham yang tidak masuk pada indeks LQ45 selama periode penelitan. Dari populasi sebanyak 45 perusahaan , diperoleh sebanyak 13 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif guna memberikan suatu gambaran data yang dilihat dari jumlah data (N), nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing penelitian. Berikut adalah hasil analisis statistik deskriptif dengan menggunakan SPSS 16.0 dari variabel-variabel penelitian ini adalah  sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
VLSAHAM
65
.202
.350
.25871
.039242
INF
65
2.78
11.06
5.7780
3.00384
NTKR
65
8779
10398
9464.40
559.103
SBI
65
4.33
9.36
6.8860
1.62853
Valid N (listwise)
65




(Sumber : Data SPSS 16.0 yang telah di olah, 2015)
Pada tabel 4.2 di atas menunjukan hasil pengukuran variabel dependen yaitu  volatilitas harga saham dan variabel independen yaitu inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI. Dari tabel di atas dapat diketahui :
1.    Variabel Volatilitas harga saham memiliki nilai minimum 0,202 yaitu PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada tahun 2012 (Tabel 4.1). Volatilitas harga saham  maximum 0,350 yaitu PT. Vale Indonesia Tbk pada tahun 2008 (Tabel 4.1). Mean (nilai rata-rata) dari variabel Volatilitas harga saham ialah 0,25871 dan memiliki standart deviation (simpangan baku) 0,39242.
2.    Variabel Inflasi memiliki nilai minimum 2,78 yaitu pada tahun 2009 (Gambar 4.1). Inflasi maximum (tertinggi) 11,06 yang terjadi pada tahun 2008 (Gambar 4.1). Mean (nilai rata-rata) dari variabel ini yaitu 5,778 dan memiliki standart deviation 3.00384.
3.    Variabel Nilai tukar memiliki nilai minimum Rp8.779,00 yaitu pada tahun 2011 (Gambar 4.2). Nilai tukar maksimum sebesar Rp10.398,00 yaitu pada tahun 2009 (Gambar 4.2). Mean dari variabel ini Rp9.464,40 dan memiliki standart deviation 559,103.
4.    Variabel suku bunga SBI memiliki nilai minimum 4,33 yaitu pada tahun 2012 (Gambar 4.3). Suku bunga SBI maksimum ialah 9,36 yang terjadi pada tahun 2008 (Gambar 4.3). Mean dari variabel ini yaitu 6,886 dan memiliki standart deviation 1,62853.
Analisis Regresi Berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausual antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat Y. Tujuan dalam pengolahan data menggunakan regresi berganda adalah untuk mencari hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI terhadap Volatilitas harga saham, berikut hasil output statistik regresi berganda dengan menggunakan SPSS 16.0 dalam penelitian ini:
Tabel 4.9
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.063
.039

-1.643
.106
INF
.002
.001
.177
2.360
.022
NTKR
2.163E-5
.000
.317
4.882
.000
SBI
.015
.002
.633
7.982
.000
LAG_VLSAHAM
.296
.134
.124
2.200
.032
a. Dependent Variable: VLSAHAM




(sumber : data SPSS 16.0 yang telah diolah, 2015)
Dari Tabel 4.9 di atas, maka model regresi berganda antar variabel independen dan  dependen dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
VLSAHAM= -0,063 + 0,002 INF + 0,00002163 NTKR + 0,015 SBI + 0,05
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda tersebut, ditemukan adanya hubungan antara variabel independen yaitu : inflasi (INF), nilai tukar (NTKR) dan suku bunga SBI (SBI) dengan variabel dependen yaitu volatilitas harga saham (VLSAHAM).
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kemampuan variasi variabel independen dalam model untuk menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai dari R Square adalah nol hingga satu. Nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar variasi perubahan variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel dependen. Batasan dari nilai koefisien determinasi ini adalah 0<<1. Apabila nilai koefisien determinasi sebesar 1(100%), maka menunjukkan adanya hubungan sempurna yang berarti variabel independen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen, sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0 menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berikut hasil output statistik koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS 16.0 dalam penelitian ini:
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.916a
.839
.828
.01592
a. Predictors: (Constant), LAG_VLSAHAM, SBI, NTKR, INF
b. Dependent Variable: VLSAHAM

(sumber : data SPSS 16.0 yang telah diolah, 2015)
Pada Tabel 4.11 di atas diperoleh angka R sebesar 0,916, artinya terjadi hubungan yang kuat  antara variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI terhadap volatilitas harga saham. Sedangkan nilai R Square sebesar 0,839 atau 83,9% , hal tersebut menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI  terhadap volatilitas harga saham sebesar 83,9%, atau dengan kata lain variasi variabel independen tersebut mampu menjelaskan sebesar 83,9% variabel dependen. Sedangkan sisanya (100% - 83,9% = 16,1%) dipengaruhi dan dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini.
Nilai Adjusted R Square adalah R Square yang telah disesuaikan sebesar 0,828, hal ini menunjukan bahwa 82,8%  variasi atau perubahan dalam volatilitas harga saham dapat dijelaskan oleh inflasi, nilai tukar dan suku bunga SBI. Sedangkan nilai Standar Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksi nilai volatilitas harga saham. Dari hasil regresi ini didapatkan nilai Standar Error of the Estimate sebesar 0,01592.
Berdasarkan analisis data dan hasil analisis uji hipotesis (Uji Parsial / Uji t) dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa:
4.4.1 Pengaruh Inflasi terhadap Volatilitas Harga Saham
Hasil penelitian ini menunjukan  bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham. Setiap perubahan inflasi sebesar satu satuan, maka variabel Y (volatilitas harga saham) akan berubah sebesar 0,002 satuan. Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zan (2003), bahwa semakin tinggi inflasi maka volatilitas harga saham akan cenderung menurun. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitannya pada bursa efek Taiwan dan Korea Selatan yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham.
Perbedaan hasil dari penelitian tersebut mungkin dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Zan menggunakan data indeks saham gabungan pada bursa efek Taiwan dan Korea Selatan, serta penelitian tersebut di lakukan pada periode 1997-2002 yang mana terjadi krisis moneter yang menghantam hampir semua negara di Asia. Pada periode tersebut tingkat inflasi sangat tinggi sehingga para investor lebih memilih untuk berinvestasi pada sekuritas yang lain dibandingkan dengan saham, serta para pemegang saham lebih memilih menahan/memegang sahamnya bila dibandingkan dengan menjual dengan harga yang rendah sehingga volatilitas harga saham menurun bila pada saat inflasi meningkat.
Sedangkan penelitian ini menggunakan indeks LQ45 yang mana hanya perusahaan yang terjamin liquid dan kapitalisasi pasar terbesar di BEI yang menjadi sampel , dan tentunya periode pengamatan yang berbeda yaitu tahun 2008-2012. Meskipun pada tahun 2008 terjadi krisis hingga inflasi mencapai 11,06% namun para investor masih tetap tertarik untuk berinvestasi pada saham. Hal tersebut tampak pada volume penjualan pada saham perusahaan sampel yang masih stabil, hanya saja volatilitas harga saham yang cukup besar bila dibandingkan tahun lainnya ( tahun periode pengamatan).
 Hubungan positif antara volatilitas harga saham dan inflasi ini diyakini karena adanya kepercayaan investor kepada perusahaan (Emiten) dan pemerintah terhadap perekonomian Indonesia pada periode tersebut, namun sebagian investor melepas (menjual) sahamnya atas dasar kekhawatiran perekonomian akan buruk dalam waktu yang cukup lama dengan pertimbangan tingkat inflasi yang begitu tinggi. Adanya perbedaan pendapat dan prinsip-prinsip investor mendeskripsikan tingkat inflasi membuat aksi jual dan beli saham semakin berfluktuasi sehingga mendorong volatilitas harga saham menjadi meningkat.
Namun hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham semakin memperkuat penelitian Schwert (1989), Dritsaki (2003) dan Lydianita Hudiga (2011) yang menyatakan hal yang sama bahwa inflasi signifikan dan berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham.
4.4.2 Pengaruh Nilai Tukar terhadap Volatilitas Harga Saham
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai tukar  berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham, dengan kata lain setiap perubahan sebesar satu satuan nilai tukar, maka volatilitas harga saham juga akan cenderung meningkat sebesar 0,000021 satuan. Hasil penelitian ini semakin memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan hal yang sama, seperti penelitian yang di lakukan oleh Zan (2003) dan Lydianita Hudiga (2011)  bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Ketika nilai tukar meningkat, sebagian investor menilai prospek perekonomian Indonesia akan melambat (suram). Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar Amerika akan menguat dan akan menurunkan IHSG, hal ini tentunya akan menambah risiko bagi para investor apabila hendak berinvestasi di bursa saham.
Namun menurunnya IHSG tidak selalu membuat semua investor beranggapan bahwa itu merupakan hal yang buruk, karena sebagian investor masih tetap berinvestasi pada bursa saham dengan alasan mengharapkan capital gain. Ketika sebagian investor ingin menjual sahamnya dan berniat untuk berinvestasi pada pasar uang atau yang lainnya, namun di waktu yang sama sebagian investor lain meyakini bahwa saat itu ialah waktu yang tepat karena harga saham dinilai lebih murah/menurun dan berharap nilai tukar akan turun sehingga perekonomian di nilai akan membaik sehingga IHSG akan meningkat kembali. Perbedaan dari kedua reaksi investor tersebut cenderung membuat volatilitas harga saham meningkat searah dengan nilai tukar.
4.4.3 Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Volatilitas Harga Saham
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa suku bunga SBI signifikan dan berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham. Dengan kata lain penelitian ini menunjukkan meningkatnya Suku bunga SBI sebesar satu satuan, maka volatilitas harga saham juga akan meningkat sebesar 0,015. Penelitian ini semakin memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Schwert (1989) dan Dritsaki (2003) yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan cenderung menurun dan sebaliknya. Suku bunga SBI yang tinggi tidak menggairahkan perkembangan usaha-usaha karena mengakibatkan suku bunga bank lain cenderung akan tinggi juga. Hal ini akan mengkibatkan tingginya risiko berinvestasi di pasar modal, termasuk investasi pada bursa saham.
Secara teori tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham, karena suku bunga yang tinggi membuat risiko sistematik saham akan meningkat sedangkan return yang di tawarkan oleh investasi lain seperti deposito, dan SBI yang memiliki risiko kecil akan meningkat. Kenaikan suku bunga tersebut membuat sebagian investor lebih cenderung menjual saham mereka, namun sebagian investor yang lain tetap memilih untuk berinvestasi pada bursa saham sehingga penjualan/transaksi masih tetap terjadi dengan harga saham yang berfluktuasi/ volatilitas harga saham yang tinggi.

PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji faktor-faktor makro ekonomi yang dianggap mempengaruhi Volatilitas harga saham, diantaranya ialah inflasi, nilai tukar rupiah dan suku bunga SBI. Objek penelitian pada penelitian ini ialah saham-saham perusahaan yang masuk indeks LQ45 selama periode 2008-2012 dengan metode Purposive sampling sehingga dari 45 perusahaan hanya 13 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada variabel inflasi (INF), diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah 0,002 dan tingkat signifikansi sebesar 0,022 (0,022 < 0,05). H1 diterima, artinya inflasi (INF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2012.
2.    Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada variabel nilai tukar (NTKR), diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah 0,0000216 dan tingkat signifikansi sebesar 0,00 (0,00 < 0,05). H2 diterima, artinya nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2012.
3.    Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada variabel nilai suku bunga SBI (SBI), diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah 0,015 dan tingkat signifikansi sebesar 0,00 (0,00 < 0,05). H3 diterima, artinya suku bunga SBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap Volatilitas harga saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode 2008-2012.

Saran
Dari kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1.    Bagi investor, penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu parameter dan referensi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada saham. Hasil penelitian ini diharapkan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan bahwa dalam menilai harga saham bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor mikro saja, faktor makro juga punya peran yang cukup besar dalam mempengaruhi volatilitas harga saham sehingga sangat layak untuk diperhitungkan guna meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.    Bagi peneliti, diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar menambah periode pengamatan lebih lama, menambah jumlah variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini atau bahkan membandingkan pengaruh faktor mikro dan pengaruh faktor makro terhadap volatilitas harga saham  guna menghasilkan penelitian yang jauh lebih baik dan menarik.

DAFTAR PUSTAKA
Admati, A.and  Pfleiderer, P. 1988.  A Theory of Intraday Patterns Volume and Price Variability. Review of Financial Studies 1,3 – 40.
Boediono,1985.“Ekonomi Moneter”, Edisi ketiga (cetakan ke-10), Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA
 _______ ,2010. Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. BPFE:Yogyakarta
Chan,  K.  And  Fong,  W.  2000.  Trade  size,  Order  imbalance,  and  The VolatilityVolume Relation. Journal of Financial Economics 57, 247 – 273.
Dritsaki, Melina, Chaido Dritsaki. 2003. Macroeconomic Determinants of   Stock Price  Movement:An  Empirical  Investigation  of  the  Greek  Stock  Market. University of Macedonia
Gujarati,  Damodaran.2006  “Dasar-Dasar  Ekonometrika”,  Jilid  Dua  Edisi  Ketiga, Jakarta:Erlangga.
Hadi, Nor, 2013, Pasar Modal, Yogyakarta: GRAHA ILMU
Hugida, Lydianita., 2011. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham (Studi pada Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 Periode 2006-2009), Jurnal UNDIP
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE:Jogyakarta.
Mamoon, Dawood. 2007. Macro Economic Uncertainty of 1990s and Volatility at Karachi Stock Exchange. Munich Personal RePEc Archive Paper.
Priyatno, Duwi, 2014. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. CV ANDI OFFSET:Yogyakarta
Ratih ,Dyah Sulistyastuti, 2002. Saham dan Obligasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta:Yogyakarta.
Riantani, Suskim dan Maria Tambunan.2013.Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Global terhadap Return Saham. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK), Semarang, 16 November.ISBN:9792602666.
Riyanto,  B.,  1990.  Dasardasar  Pembelanjaan  Perusahaan.  Yayasan  Badan  Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta
Samsul, Mohamad. 2006 “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, Erlangga:Jakarta
Schwert,  G.  William.  1989.  Why  Does  Stock  Market  Volatility  Change  Over Time?. The Journal Of Finance. Vol. XLIV, No. 5
__________________. 1990.  Stock  Volatility  and  the  Crash  of  87Review  of  Financial Studies 3. 77-102.
Sugiyono. 2007. Matode Penelitian Bisnis-Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:CV.ALFABETA
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan – Teori dan aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:Penerbit ANDI.
Sumantoro.1990. Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta:Ghalia Indonesia
Sunariyah.2003. Pengetahuan Pasar Modal. Ed.3. Yogyakarta:(UPP) AMP YKPN
Tandelilin,  Eduardus. 2010.Analisis  Investasi  dan  Manajemen  Portofolio.  BPFE :Yogyakarta
www.bi.go.id (Online) diakses tanggal 25 Januari 2015         
www.britama.com/index.php/2012/05/  (Online) diakses pada tanggal 17 Februari 2015
www.dunia investasi.com (Online) diakses tanggal 25 Januari 2015
Yuswandi,  Yowedy.  “Analisa  Pengaruh  Harga  Minyak  Dunia,  Harga  Emas Dunia, Nilai Tukar Rp Terhadap USD dan Indeks IHSG Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham-Saham Sinaemas Group)”, Vol 1, No 1, Jurnal Pasar Modal dan Perbankan ISSN 2301- 4733, Mei 2012.
Zan,  Song,  Chiou  Wei.  2003.  The  Macroeconomic  Determinants  of  Stock  Price Volatility:Evidence  From  Taiwan,  South  Korea,  Singapore,  and  Hong Kong.  Department  of  Managerial  Economics  and  Institute  of  Economics Nan-Hua University.


2 comments:

  1. rumus menghitung volatilitas nya itu caranya gimana yaa... mksh.

    ReplyDelete








  2. Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kem***-m*** tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..







    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
    butuh angka togel 2D ,4D, 6D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D
    DAN PESUGIHAN TUYUL

    ReplyDelete