“Menghapus
Keringat dengan Toga”
Oleh :
Munziri
Salam
Mahasiswa semua, baik itu yang negeri maupun yang swasta, semua sama dalam satu
visi “meraih kehidupan yang layak”. Perjalanan lelah telah kita rasakan,
memasang telinga dan membuka hati untuk diisi dengan beberapa tetes air masa
depan, yang dinamakan dengan ilmu pengentahuan. Bukan itu saja, pengorbanan
besar telah tertanam pada diri seorang mahasiswa, terbukti dari kesederahanaannya
dalam urusan perut yang serba instan. Hal itu “mungkin” dikarenakan “kesibukan”
seorang mahasiswa terhadap Tri Dharma yang telah diikrarkan kepadanya.
Secara
fisik, tidak ada karakter yang khusus untuk menentukan pemakai almamter itu
pintar dan intelektual, namun biasanya yang menjadi acuan umum adalah siapa
yang cepat “berTOGA” itulah dia. Pernyataan itu bisa saja benar, namun bagi
yang semester 8-10 keatas akan menyanggah dan berkomentar “Pengalaman itu guru
terbaik”. Sangat ironi apabila saling tuding antar yang cepat dan yang lambat
tentang hal itu terus berlanjut.
Mari
kita katakan STOP!!! NATO (Never Action Talk Only), karena yang terbaik
bukanlah yang cepat apalagi yang lambat, bukan yang ahli statement apalagi yang kalem atau “pendiem”, tapi mereka adalah
yang berjuang keras, berjuang pantas dan berjuang ikhlas, dan mereka yang salah
adalah yang menyerah ditengah perjuangan, mengoyak almamater sebelum
menggatinya dengan toga.
Seyogyanya
kita selaku teman, adik, kakak hendaknya selalu saling menyemangati perjalanan
perjuangan yang kita lalui, karena faktor utama dalam perjuangan itu adalah
semangat. Berikan keyakinan kepada diri kita sendiri, teman kita, saudara kita,
kakak adik kita untuk tetap pada tujuan utama. Bahagiakan hati kita dengan kata
“masa depan mahasiswa itu cerah, secerah matahari”.
Tidak
mengapa hari ini muka kusam, layu bak bunga kekurangan air, kering bak tanah
empat tahun tidak di-hujani, bak cermin pecah di-hantam palu, karena yakinlah
suatu hari nanti berkat perjuangan semua itu akan segera berubah, muka yang
kusam menjadi cerah nan indah, bunga layu menjadi segar dan menghasilkan
mahkota bunga berwarna-warni nan wangi, tanah kering menjadi subur yang bisa
dimanfaatkan untuk bercocok-tanam lalu
tanaman itu akan memberikan kehidupan banyak orang, dan kaca yang pecah akan
tersusun kembali sempurna yang digunakan orang untuk melihat keberhasilan
mereka dan berbangga telah mengenalmu dan mengenal kita semua.
Akhir
kata, tak ada setitik pun yang kita dapatkan, melainkan akan diperhitungkan,
maka bagikanlah.
Semoga
bermanfaat. Amiinn…
Mahasiswa
Faperta
Tinggal di
Asrama Mahasiswa UNTAN
No comments:
Post a Comment