Jangan “Mempertakut
atau Memperseram” Diri sendiri
Oleh :
Munziri
Mahasiswa
Faperta Untan
Tinggal di
Asrama Mahasiswa Universitas Tanjungpura
Bismillah…
Alahamdulillahirrabbil
‘alamin. Judul di atas tampaknya masih hangat-hangatnya kita dengar di media terutama
internet dan televisi. Ungkapan kata-kata itu sebenarnya memiliki makna yang
dalam dan
jauh serta dapat diperluas sesuai dengan konteks kalimat serta waktu
yang tepat. Penggunaan kata-kata “Intelek” dipergunakan dan bertujuan untuk
mempertegas sesuatu yang dimaksud secara kompleks, namun apabila penggunaan
kata-kata yang terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan akan
berdampak keanehan dan hal itu akan menjadi bahan tertawaan oleh lawan bicara
(pendengar,pembaca) meskipun sebagian orang mengerti apa yang maksud
pembicaraan tersebut. Penulis tidak membahas tentang penggunaan kata-kata di
atas, namun disini penulis lebih kearah motivasi perjalanan hidup, meskipun
penggunaan kata-kata dan kalimat tidak terlalu baku, penulis mencoba menyusunnya
lebih sederhana agar mudah dimengerti dan bisa kita terapkan bersama.
Pengantar
dengan judul “jangan mempertakut atau memperseram diri sendiri” adalah judul
yang tepat bagi penulis untuk menggambarkan seseorang yang berfikir “gagal”(Negatif thinking) alias orang yang
pesimistis. Dalam kitab-Nya. Allah ‘azza
wa jalla. berfirman, yang artinya : “Ingatlah
sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak ada rasa khawatir dan tidak pula
mereka bersedih hati” (Qs. Yunus
[10] : 62]). Kalimat indah itu sangat dalam maknanya, yang dapat kita
fahami bahwa bagi orang-orang beriman hendaknya senantiasa berlaku optimis dan
mengedepankan keilahiahian sebagai langkah untuk meniti perjalanan
menjadi kekasih Allah. sebagai orang-orang yang bertaqwa.
Allah
SWT memberikan anugrah yang tertinggi bagi kita sebagai mahluk yang paling
mulia diantara ciptaan-Nya yang lain. Sampai-sampai Allah SWT memerintahkan
para malaikat dan jin untuk sujud kepada manusia, itu artinya Allah telah
memuliakan mahluk ciptaan-Nya yang terakhir yakni manusia itu sendiri. Sungguhnya
sangat disesalkan dikalangan kita ini masih banyak merasa kekurangan, padahal
merasa kekurangan itu adalah bentuk betapa tidak bersyukurnya kita terhadap
nikmat yang telah diberikan-Nya.
Kekhawatiran
terhadap hal yang bersifat duniawi merupakan kerugian yang besar. Berusaha di
dunia wajib hukumnya, namun ditujukan untuk akhirat semata. Janganlah sampai
kita lupa akan tujuan Allah SWT menciptakan kita semua di dunia ini yang semata
hanya untuk sujud patuh kepada-Nya sebagaimana Allah telah firmankan dalam
kitab-Nya. yang artinya : “Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaantan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus...”. (Qs. Al-Bayyinah : 5). Menjalankan apa-apa yang diperintahkan serta
menjauhkan dan mengharamkan apa-apa yang dilarang-Nya adalah kewajiban kita
semua. Memang diantara kita ada yang mengharapkan dunia dan ada yang
mengharapkan akhirat semata. Allah berfirman, yang artinya ; “…Di antaramu ada orang yang menghendaki
dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat…” (Qs. Ali Imrân [3] : 152).
Janganlah
kita takut dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh tanda tanya ini, karena
hal itu akan melelahkan diri kita sendiri. Senantiasalah kita menjadikan Allah
satu-satu tempat mengadu kita,dan yakinlah Allah akan mengabulkan apapun yang
kita pinta, sebesar apapun masalah, sesulit apapun perjalanan yang kita hadapi.
“Allah sebaik-baik Penolong, dan Dialah
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. (Qs. Yûsuf [12] 64). Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak akan
menurunakan suatu masalah diluar kemampuan manusia itu sendiri. Akhirnya kita
yakin dan tersenyum atas pertolongan Allah SWT, tidak akan ada kekhawatiran
lagi pada diri kita dalam meniti jalan serta mengikuti arus kehidupan karena
Dia telah menurunkan Al-Qur’an sebagai panduan hidup. Dari Anas r.a.,
Rasulullah saw. bersabda : “ sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR : Al-Bukhari). Dalam hadist lain, Rasulu;;aj saw. bersabda :
“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan dating
di hari kiamat sebagai pemberi Syafaat kepada orang-orang yang membacanya”.
(HR : Bukhari-Muslim).
Selain
Al-Quran, Allah telah mengutus seorang Rasul atau Utusan untuk dijadikan
tauladan bagi hamba-Nya, beliau adalah Baginda Muhammad saw. Beliau adalah
seorang Nabi serta Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT yang bertugas
untuk memberi peringatan bagi kita semua. Beliau ma’sum (terjaga dari dosa), kehidupan yang murni semata untuk menyampaikan
firman Allah ‘azza wa jalla. Akhlak beliau sungguh mulia tidak ada tandingan diantara
hamba-hambanya yang lain. Dan Allah telah menegaskan kesempurnaan beliau dalam
firman-Nya. yang artinya : “ Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung,” (Qs. Al-Qalam[68] : 4). Sungguh wajib
kita mengikuti tuntunan hidup mulai dari bangun hingga beliau tidur kembali.
Semoga
kita tergolong orang-orang yang beruntung, dan dipersilahkan untuk memilih
masuk lewat delapan pintu syurga yang telah dijanjikan-Nya. amin.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment