Selamat Datang di Blog Maslan, Semoga Bermanfaat dan Mohon Sarannya


Wednesday 18 September 2013


Jangan “Mempertakut atau Memperseram” Diri sendiri

Oleh :
Munziri
Mahasiswa Faperta Untan
Tinggal di Asrama Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Bismillah…
Alahamdulillahirrabbil ‘alamin. Judul di atas tampaknya masih hangat-hangatnya kita dengar di media terutama internet dan televisi. Ungkapan kata-kata itu sebenarnya memiliki makna yang dalam dan
jauh serta dapat diperluas sesuai dengan konteks kalimat serta waktu yang tepat. Penggunaan kata-kata “Intelek” dipergunakan dan bertujuan untuk mempertegas sesuatu yang dimaksud secara kompleks, namun apabila penggunaan kata-kata yang terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan akan berdampak keanehan dan hal itu akan menjadi bahan tertawaan oleh lawan bicara (pendengar,pembaca) meskipun sebagian orang mengerti apa yang maksud pembicaraan tersebut. Penulis tidak membahas tentang penggunaan kata-kata di atas, namun disini penulis lebih kearah motivasi perjalanan hidup, meskipun penggunaan kata-kata dan kalimat tidak terlalu baku, penulis mencoba menyusunnya lebih sederhana agar mudah dimengerti dan bisa kita terapkan bersama.
Pengantar dengan judul “jangan mempertakut atau memperseram diri sendiri” adalah judul yang tepat bagi penulis untuk menggambarkan seseorang yang berfikir “gagal”(Negatif thinking) alias orang yang pesimistis. Dalam kitab-Nya. Allah ‘azza wa jalla. berfirman, yang artinya : “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak ada rasa khawatir dan tidak pula mereka bersedih hati” (Qs. Yunus [10] : 62]). Kalimat indah itu sangat dalam maknanya, yang dapat kita fahami bahwa bagi orang-orang beriman hendaknya senantiasa berlaku optimis dan mengedepankan keilahiahian sebagai langkah untuk meniti perjalanan menjadi kekasih Allah. sebagai orang-orang yang bertaqwa.
Allah SWT memberikan anugrah yang tertinggi bagi kita sebagai mahluk yang paling mulia diantara ciptaan-Nya yang lain. Sampai-sampai Allah SWT memerintahkan para malaikat dan jin untuk sujud kepada manusia, itu artinya Allah telah memuliakan mahluk ciptaan-Nya yang terakhir yakni manusia itu sendiri. Sungguhnya sangat disesalkan dikalangan kita ini masih banyak merasa kekurangan, padahal merasa kekurangan itu adalah bentuk betapa tidak bersyukurnya kita terhadap nikmat yang telah diberikan-Nya.
Kekhawatiran terhadap hal yang bersifat duniawi merupakan kerugian yang besar. Berusaha di dunia wajib hukumnya, namun ditujukan untuk akhirat semata. Janganlah sampai kita lupa akan tujuan Allah SWT menciptakan kita semua di dunia ini yang semata hanya untuk sujud patuh kepada-Nya sebagaimana Allah telah firmankan dalam kitab-Nya. yang artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaantan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus...”. (Qs. Al-Bayyinah : 5). Menjalankan apa-apa yang diperintahkan serta menjauhkan dan mengharamkan apa-apa yang dilarang-Nya adalah kewajiban kita semua. Memang diantara kita ada yang mengharapkan dunia dan ada yang mengharapkan akhirat semata. Allah berfirman, yang artinya ; “…Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat…” (Qs. Ali Imrân [3] : 152).
Janganlah kita takut dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh tanda tanya ini, karena hal itu akan melelahkan diri kita sendiri. Senantiasalah kita menjadikan Allah satu-satu tempat mengadu kita,dan yakinlah Allah akan mengabulkan apapun yang kita pinta, sebesar apapun masalah, sesulit apapun perjalanan yang kita hadapi. “Allah sebaik-baik Penolong, dan Dialah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. (Qs. Yûsuf [12] 64). Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak akan menurunakan suatu masalah diluar kemampuan manusia itu sendiri. Akhirnya kita yakin dan tersenyum atas pertolongan Allah SWT, tidak akan ada kekhawatiran lagi pada diri kita dalam meniti jalan serta mengikuti arus kehidupan karena Dia telah menurunkan Al-Qur’an sebagai panduan hidup. Dari Anas r.a., Rasulullah saw. bersabda : “ sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR : Al-Bukhari).  Dalam hadist lain, Rasulu;;aj saw. bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan dating di hari kiamat sebagai pemberi Syafaat kepada orang-orang yang membacanya”. (HR : Bukhari-Muslim).
Selain Al-Quran, Allah telah mengutus seorang Rasul atau Utusan untuk dijadikan tauladan bagi hamba-Nya, beliau adalah Baginda Muhammad saw. Beliau adalah seorang Nabi serta Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT yang bertugas untuk memberi peringatan bagi kita semua. Beliau ma’sum (terjaga dari dosa), kehidupan yang murni semata untuk menyampaikan firman Allah ‘azza wa jalla. Akhlak beliau sungguh mulia tidak ada tandingan diantara hamba-hambanya yang lain. Dan Allah telah menegaskan kesempurnaan beliau dalam firman-Nya. yang artinya : “ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung,” (Qs. Al-Qalam[68] : 4). Sungguh wajib kita mengikuti tuntunan hidup mulai dari bangun hingga beliau tidur kembali.
Semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung, dan dipersilahkan untuk memilih masuk lewat delapan pintu syurga yang telah dijanjikan-Nya. amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment